top of page

Search Results

35 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Tanda-tanda Penyakit Kulit

    Tanda Hewanmu Memiliki Penyakit Kulit Drh Trima Naimmah Modified, 13 Dec 2021 Anjing dan Kucing merupakan hewan dengan rambut memenuhi sekujur tubuhnya. Hal ini membuatnya rentan mengalami berbagai penyakit kulit loh Pawrents! Yuk kenali tandanya! Gatal Gatal merupakan suatu sensasi yang timbul pada area tubuh tertentu, sebagai akibat dari respon syaraf di otak untuk bereaksi terhadap seluruh perubahan atau ancaman terhadap tubuh lho pawrents! Peristiwa tersebut terjadi dalam hitungan milidetik. Reaksi yang dihasilkan adalah hewan menggaruk, menjilat, menggigiti, bahkan menggosokkan tubuh ke area tertentu. Secara alami, gatal sangat wajar terjadi ketika ada suatu masalah kulit, seperti radang folikel rambut, dihinggapi nyamuk, serangga parasit kutu, kudisan, jamuran, infeksi bakteri, ketombe, hingga alergi lho Pawrents! Namun setiap penyebab dapat menimbulkan keparahan gatal yang berbeda beda! Kapan gatal perlu diperhatikan serius? Ketika si Kecil terlihat sering menggaruk area tubuhnya secara sering, maka akan tampak beberapa gejala lain loh. Kebotakan dapat terjadi pada bagian tertentu, dimana area tubuh tertentu tampak kehilangan sejumlah rambut. Ini sangat sering terjadi akibat reaksi gatal yang sudah berlangsung lama atau kronis. Menjilati area tubuh dan menggigitinya Menjilati area tubuh dan menggigitinya merupakan tanda yang sering terjadi saat ia mengalami permasalahan kulit. Umumnya hal ini disebabkan oleh serangga parasit kutu seperti ripichepalus sp., demodex sp., scabies sp., atau pinjal seperti ctenocephalides sp. Timbul ruam-ruam merah atau luka pada area tertentu mengindikasikan bahwa ia sedang memililki masalah kulit yang serius Menggaruk telinga Menggaruk telinga sering kali dilakukan ketika si Kecil memiliki masalah pada kedua telinganya. Menggoyangkan kepala yang terlalu sering juga mengindikasikan letak masalah yang sama ya pawrents. Pada kondisi tersebut, hewan mungkin memiliki kutu kuping atau ear mite, radang telinga kronis, polip, atau infestasi scabies sp. Menggesekan area tubuh tertentu Berguling-guling pada area tertentu dan menggesekkan badan atau scooting juga menjadi pertanda bahwa ia memiliki tingkat keparahan gatal yang serius lho! Apa yang perlu kita ketahui? Dokter akan memberikan serangkaian kuisioner yang menunjang pemilihan terapi dan ketepatan pengobatan. Pastikan pawrents mengetahui kapan terjadinya, dan sudah berapa lama terjadi masalah kulit si Kecil. Dokter akan menanyakan apakah ia telah mendapatkan treatment khusus kutu sebelumnya. Selain itu, frekuensi (tingkat kemunculan) gejala yang muncul dalam sehari juga menjadi catatan yang perlu pawrents perhatikan ya! Apakah si Kecil tinggal di luar rumah atau di dalam rumah? Atau keduanya? Bagaimana kondisi halaman rumah, apakah tanah yang kasar atau lembut? Apakah rerumputannya dipangkas atau menggunakan rumput sintetis? Aktivitas kesehariannya harus mulai kamu bahas dengan dokter ya Pawrents! Dan yang paling sering ditanyakan dan menjadi hal terpenting adalah apakah gatal mempengaruhi nafsu makannya? Mengganggu aktivitas bermain, latihan, atau saat tidur? Kenali berbagai perubahan aktivitasnya, lingkungan, dan seluruh hal yang dapat menjadi sesuatu yang perlu kita cermati ya Pawrents! Konsultasikan dengan dokter hewan kesayanganmu ya Pawrents! Editor: Drh Mahardhiko Widodo

  • Masa Penuaan Si Kecil

    Geriatric: Masa Penuaan Anjing dan Kucing Modified, 11 Dec 2021 Apakah hewanmu cukup umur untuk dikatakan “senior pet”? Apakah kamu melihat beberapa kondisi yang berhubungan dengan peningkatan umur? Menurut statistik, hewan dengan umur lebih dari 7 tahun telah memasuki wilayah “senior” atau lanjut usia. Sekitar 30-40% hewan yang datang ke Klinik atau Rumah Sakit Hewan adalah hewan Geriatrik. Hal ini merujuk kepada perawatan medis, penyakit-penyakit dan masalah ‘umur tua’. Mengetahui bahwa hewan yang senior akan menunjukkan gejala, seperti lower back pain, baik pada kucing dan anjing, juga osteoarthritis, banyak dari dokter akan menyarankan peliharaanmu untuk memulai pemeriksaan umum yang terjadwal sedini mungkin. Apa saja pemeriksaan yang diperlukan bagi hewan Geriatrik? Tentunya semakin meningkat umur hewan, maka semakin menurun berbagai fungsi tubuhnya. Tidak heran jika ia memerlukan pemeriksaan rutin setiap ‘6 bulan’ untuk memeroleh data dasar awal / baseline dari pemeriksaan darah, urinalysis, dan pencitraan seperti x-ray dan ultrasound. Faktor umur relatif, ras, dan ukuran hewan peliharaan sangat penting untuk menentukan kondisi yang mungkin terjadi dan kapan terjadinya kondisi tersebut. Sebagian besar kondisi-kondisi pada ‘hewan senior’ merupakan pengembangan dari penyakit degeneratif atau penuaan, yang mungkin melibatkan banyak penurunan fungsi organ internal. Keterlibatan atau intervensi owner dan dokter hewan dalam menilai kualitas hidup merupakan hal penting untuk segera dimulai, terutama dalam meninjau suatu penyakit yang bersifat kronis (lebih dari bulanan). Menilai aktivitas hewan dirumah, diet, exercise, mentation, dan kondisi khusus pada ras (seperti sindrom pernafasan pada hewan peaknose) adalah langkah awal yang dapat Pawrents lakukan di rumah. Anjing Pada Anjing, intervensi dari pemeriksaan rutin tahunan dapat dimulai pada umur 7 tahun, atau lebih dini (umumnya ras besar/giant). Sekitar 30% anjing dewasa memiliki abnormalitas yang tak terdeteksi secara kasat mata oleh owner, namun hal tersebut dapat ditemukan oleh dokter hewan. Obesitas adalah salah satu contoh yang umum terjadi, hingga 39-54%* dikatakan obese atau overweight, satu dari 5 anjing dewasa memeroleh osteoarthritis dan 62% memerlukan pemeriksaan ortopedik terhadap obesitasnya. Setengah populasi anjing dewasa akan memeroleh gingivitis (radang gusi) karena penuaan, dan sekitar 18% populasi anjing mengembangkan kondisi tumor (baik jinak maupun ganas). Selain itu, penurunan daya kognitif atau mental hewan juga ikut menurun saat penunaan. Kucing Bagaimana dengan kucing? Rata-rata kucing dikatakan senior ketika menduduki umur 10 tahun atau lebih. Sama seperti pada Anjing, pada perkembangan umur kucing dewasa, abnormalitas sangat sulit dideteksi. Hingga 30% kucing yang berumur lebih dari 10 tahun mengembangkan penyakit ginjal kronik dan penyakit degeneratif persendian. Lebih unik lagi, penyakit dental, hipertensi, dan hipertiroidism juga berkembang seiring penuaan. Tidak seperti anjing, kucing sangat mudah mengalami kehilangan berat badan, massa otot, dan body condition score seiring penuaan. Dengan kehilangan 100 gram berat badan, resiko kematian meningkat hingga 6.4%, dan setiap kehilangan 100 gram lemak, resiko kematian meningkat 40%. Rencanakan pemeriksaan rutin untuk rencana kesehatan si Kecil dengan dokter hewan Anda. Tidak ada kata terlambat untuk menilai status kesehatan si Kecil sedini mungkin. Karena lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, untuk meninjau kualitas hidup si Kecil. Author: Drh Mahardhiko Widodo

  • Tumbuh Kembang si Kucing

    Memahami Tumbuh Kembang Kucing Modified by 14 Jan 2021 Selamat! Anda selangkah lebih mengenal perjalanan perkembangan si Kecil. Bagi sebagian pawrents mungkin bertanya-tanya bagaimana sebenarnya pola pertumbuhan anak kucing hingga ia dikatakan dewasa, bahkan senior. Memelihara kitten tentunya akan menghiasi kehidupan Anda sehari-hari, namun Anda juga perlu memahami perubahan-perubahan yang terjadi selama perkembangan si Kecil. Kucing bertumbuh sangat pesat dan mengalami penambahan badan dalam bulan-bulan pertama kehidupan. Penuhi segera kebutuhan protein tinggi dalam mendukung pertumbuhan optimal. Umur 0-3 minggu, air susu induk sangat penting dalam hal daya tahan tubuh, serta nutrisi untuk tumbuh. 1 bulan pertama kucing dapat meningkat 3x dari bobot badan saat lahir. Minggu pertama, ia lahir dengan tubuh memerah hingga pink, tanpa geligi, dan tali pusar masih utuh sampai akhirnya hilang pada pekan kedua. Pastikan lingkungan hangat dengan selimut dan lampu pijar kuning, karena suhunya dapat mencapai 36 derajat celcius dan ia belum mampu meregulasi suhu tubuhnya sendiri. Minggu kedua, tali pusar mulai mengecil dan menghilang, mata tertutup dengan telinga folded. Jangan khawatir, ia mulai membuka mata untuk pertama kalinya pada hari 8 sampai hari 12. Matanya berwarna kebiruan dan Ia belum merespon secara sempurna semua gerakan yang ada, karena perkembangan syaraf secara sempurna muncul ketika ia berhasil berdiri dan menyusu secara koordinatif. Minggu ke 3, kemampuannya dalam mendekati kotak pasir dan induknya meningkat derastis. Oh ya! Gigi susu pertama juga telah muncul dan telinganya tampak membesar dan unfolded. Umur 3-6 minggu, secara individual dengan pertumbuhan syaraf yang perlahan sempurna, kucing akan meniru apapun yang dilakukan induknya, termasuk menyontoh makan dan minum. Minggu ke 4, taring susu pertamanya muncul dan ia senang untuk belajar mengetahui lingkungannya. Minggu ke 5, gigi premolar muncul dan Anda sangat disarankan untuk membantunya belajar makan. Gunakan pakan basah khusus sapih atau weaning yang diencerkan, lalu sapihlah secara perlahan. Umur 6-8 minggu, kitten mulai disapih dari induknya dan memulai makan pakan lembutnya sendiri. Minggu ke 6, gigi gerahamnya mulai muncul, berdiri secara percaya diri, dan mampu untuk menantang lawan bermainnya. Anda tidak perlu khawatir bila si kecil mulai belajar menggigit, mencakar, dan menerkam. Bila salah satu kitten Anda ada yang ter-bully, pastikan ia tetap mendapat banyak makanan dan nutrisi. Minggu ke 7, seluruh gigi susunya telah muncul dan siap untuk makan pakan khusus sapih secara mandiri. Minggu ke 8, SELAMAT! Bobotnya telah mencapai 10x bobot lahir. Pastikan ia tidak mengunyah benda sekitarnya, karena dapat memicu kecacingan. Pastikan selalu terdapat air bersih yang layak (bukan air keran) untuk menghindari masalah pencernaan. Ketika umur 3 bulan, ia harus beranjak dengan pakan kering, karena gigi dan rahangnya sudah kuat. Pakan kering membantu membersihkan geligi, serta menanggalkan gigi susu bila gigi permanen mulai tumbuh. Anda wajib merencanakan pengobatan cacing dengan dokter hewan kesayangan Anda. Sekali ia mencapai bobot 1 kg, rencanakan pengobatan cacing pertamanya. Kemudian setiap 2 minggu sekali hingga ia mencapai umur 12 minggu. Kemudian 1 pekan setelahnya Anda wajib melakukan vaksinasi pertamanya yaitu Tri Cat (tiga jenis penyakit infeksius). Anda juga disarankan untuk melakukan pengobatan antikutu, mengingat banyaknya kasus penyakit infeksius yang berasal dari gigitan kutu. Dokter hewan akan menanyakan riwayat tumbuh kembang si kecil seperti 'apakah sudah pernah diberi obat cacing dan antikutu?', 'apakah pernah muntah atau diare?', 'bagaimana kondisi lingkungannya?', 'apakah ia pernah keluar rumah sekali?'. Jangan khawatir, jawablah dengan yakin apa adanya. Rencana vaksinasi selalu berkaitan dengan status kesehatan pada "saat itu" dan berkaitan dengan lingkungan, apakah ia tinggal di daerah berisiko tinggi penyakit infeksius atau tidak. Walaupun ia tidak pernah keluar sama sekali, namun Anda juga tidak benar benar bersih ketika menyentuh si Kecil setiap kali masuk ke rumah. Rencanakan vaksinasi hingga ia mencapai umur 16 minggu. Dokter akan mengatur jadwal booster vaccine sesuai kebutuhannya. Pada umur 5 bulan, ia sudah diperbolehkan untuk vaksin rabies, yang akan diulang setiap tahunnya. Umur 1 tahun, SELAMAT! Ia telah dewasa. Alihkan pakannya dengan pakan khusus dewasa atau Adult, karena kebutuhan proteinnya harus disesuaikan dengan kondisi perkembangannya. Jangan sembarangan memilih jenis pakan, Anda wajib mengonsultasikan kebutuhan nutrisi sesuai umurnya. Ketika Anda sembarangan memberi pakan dengan jumlah takaran saji yang berlebih, hal tersebut dapat berdampak pada kesehatannya dimasa mendatang, seperti masalah obesitas, ginjal, dan sulit pipis. Pastikan Anda memahami bahwa kebutuhan nutrisi kucing berbeda dengan hewan lainnya. Sekali ia berumur 8 minggu, Anda disarankan untuk melakukan check up runtin dan rencakan rencana kesehatan si Kecil, tentunya dengan dokter hewan kesayangan Anda dimanapun Anda berada. Editor: Drh Mahardhiko Widodo

  • Warna-Warni Mata Kucing

    Warna - Warni Mata Kucing 3 May 2021 Warna mata kucing terletak di iris, bagian pada mata yang namanya diambil dari nama salah satu dewi Yunani, yaitu Iris “Goddess of Rainbow”. Warna mata kucing bergantung pada jumlah melanin dan aktivitas melanosit pada irisnya, dan merupakan hal genetis yang diturunkan dari ayah dan ibunya. Genetik yang berbeda berarti jumlah melanin dan aktivitas melanosit yang berbeda pula, sehingga setiap kucing akan memiliki warna mata berbeda, atau warna yang sama dengan intensitas warna yang berbeda. Melanin merupakan asam amino yang mengontrol pigmen mata, kulit, dan bulu. Semakin banyak jumlah melanin, akan semakin gelap warna mata, kulit, dan bulu si anabul. Namun, perlu diingat bahwa efek melanin mempengaruhi mata secara berbeda. Sehingga, kucing hitam bisa saja memiliki mata biru dan sebaliknya, kucing putih bisa saja memiliki warna mata orange. Warna mata seekor kucing dan kucing lainnya bisa saja sama, namun intensitas warna atau kecerahan warna yang muncul bisa jadi berbeda. Sehingga bisa saja satu kucing memiliki warna mata kuning pucat, sedangkan yang lain kuning gelap. Perbedaan intensitas warna yang muncul ini merupakan akibat adanya perbedaan tingkat aktivitas melanosit pada setiap iris kucing. Apakah Ras dan Warna Mata Berkaitan? Pada kasus tertentu warna mata dipengaruhi oleh ras. Warna mata kucing terbentuk secara genetis, seperti halnya dengan warna bulu. Ras tertentu hanya memiliki satu jenis warna mata. Contoh paling gampangnya adalah pada ras Siamese. Semua kucing Siamese memiliki warna mata biru dengan intensitas yang beragam. Umumnya, kucing purebred akan memiliki warna mata yang lebih intens dibandingkan dengan kucing moggy (campuran). Mengapa Warna Mata Si Kecil Berubah? Warna mata kucing yang “sesungguhnya” tidak serta merta akan langsung terlihat sejak si kecil membuka matanya. Semua kitten terlahir dengan warna mata biru keabuan. Warna mata yang sesungguhnya akan mulai terlihat saat si kecil menginjak usia 6 minggu dan akan semakin terlihat jelas saat menginjak usia 12 minggu. Warna Mata Kucing secara Umum Warna mata kucing memiliki spektrum yang sangat luas. Warna-warna ini tidak terlalu berbeda, sehingga mungkin akan sulit untuk menemukan warna mata yang spesifik. Mungkin saja seekor kucing memiliki warna mata yang terletak di antara dua warna. Secara umum, warna mata kucing yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut: Biru Kucing bermata biru sebenarnya tidak memiliki melanin pada irisnya. Warna biru pada mata kucing beragam mulai dari biru muda hingga biru safir. Warna mata biru umum ditemukan pada kucing berbulu putih. Hal ini berkaitan dengan adanya gen dominan yang disebut “epistatic white gene”. Gen ini menghambat gen lain yang mengkode warna, alhasil tidak ada warna lain selain putih. Kucing berbulu putih dan bermata biru akibat adanya gen dominan memiliki risiko tinggi untuk menjadi tuli dibandingkan dengan kucing berbulu putih dengan mata berwarna hijau atau kuning. Hal ini dikarenakan gen yang mengkode warna bulu putih dan mata biru menyebabkan degenerasi pada cochlea telinga dalam beberapa hari setelah kelahiran. Beberapa ras kucing yang terkenal dengan mata birunya, yaitu ras Siamese dan Ragdoll. Adapun ras lain yang dapat memiliki mata biru, yairu American Shorthair, British Shorthair, Balinese, Persia, Maine Coon, dan Devon Rex. Ras Tonkinese memiliki warna mata biru yang tidak biasa, dan tidak bisa ditemukan pada ras lain. Hijau Warna hijau pada mata kucing dapat bervariasi mulai dari hijau kekuningan hingga hijau sejati, dan hijau yang bercampur dengan shade biru. Terkadang dapat ditemukan bintik-bintik keemasan atau kuning di dalam iris dari kucing bermata hijau. Mata berwarna hijau hanya memiliki sedikit melanin pada irisnya. Mata hijau dapat ditemukan pada ras Egyptian Mau yang memiliki mata berwarna hijau kekuningan. Kucing Havana memiliki mata hijau emerald, dan ras Russian Blue dapat memiliki warna mata hijau yang intens. Kuning Warna mata kuning adalah warna mata yang paling sering dijumpai pada kucing. Warna kuning pada mata kucing sangat beragam mulai dari warna hazel, kuning keemasan, kuning lemon, dan amber. Warna hazel adalah campuran warna hijau dan kuning keemasan. Warna mata ini sering ditemukan pada kucing liar di tempat bertemperatur tinggi, termasuk ras Lynx dan Bobcat. Warna mata hazel juga umum ditemukan pada kucing-kucing domestik. Ras yang dapat memiliki warna mata hazel yaitu ras Abyssinian, Bengal, Cornish Rex, dan Scottish Fold. Ras yang sering memiliki mata berwarna kuning atau amber yaitu Bengal, American Shorthair, Manx, British Shorthair, LaPerm, Bombay, Sphynx, dan Norwegian Forest. Ras Burmese dapat memiliki warna mata kuning keemasan yang sangat mencolok. Orange Warna mata orange merupakan warna yang terbentuk akibat aktivitas melanosit yang lebih kuat dibandingkan warna kuning. Kucing bermata orange cukup jarang ditemukan. Dari 10 kucing, mungkin hanya akan ada 2 kucing yang bermata orange. Ras seperti Devon Rex, Japanese Bobtail, American Wirehair, Maine Coon, dan the Turkish Van dapat memiliki warna mata orange. Copper (warna tembaga) Copper merupakan warna mata tergelap yang dapat ditemukan pada kucing. Warna mata ini merupakan perpaduan antara warna coklat muda dengan warna merah dan orange. Sama seperti warna mata orange, warna copper juga merupakan warna mata yang cukup langka. Japanese Bobtail, Maine Coon, Persian, Cornish Rex, dan Chartreux dapat memiliki warna mata copper yang mencolok. Odd eyes Istilah medis dari odd eyes adalah heterochromia iridium, yang berarti setiap iris memiliki warna yang berbeda. Hal ini bisa saja sebuah kondisi yang diturunkan, kongenital (kelainan genetis), atau diakibatkan oleh adanya kecelakaan atau luka pada mata. Kucing dengan odd eyes sangatlah langka. Warna mata odd eyes sering dijumpai pada kucing berbulu putih dengan epistatic gene. Umumnya, satu mata akan berwarna biru dan mata yang lain berwarna hijau, kuning, atau orange. Odd eyes dapat ditemukan pada bebagai ras, seperti Turkish Van, Japanese Bobtail, Persian, dan Sphynx. Dichroic eyes Kucing yang memiliki warna mata dichroic atau dichromatic, akan memiliki dua warna di setiap matanya. Dichroic eyes terjadi karena adanya perbedaan jumlah melanin pada bagian-bagian berbeda di iris. Dichroic eyes memiliki dua bentuk, yaitu “coloured halo” dan “pie slice”. Dichroic eyes bentuk coloured halo akan terlihat adanya warna berbeda yang berbentuk cincin yang mengelilingi pupil, contohnya warna hijau berbentuk cincin pada iris berwarna kuning. Sedangkan bentuk pie slice akan terlihat dua bagian warna yang terbagi seperti potongan pie dan lebih jarang ditemukan. Disusun oleh : Drh Gusnanda Maori Editor : Drh Mahardhiko Widodo

  • Hipotermia pada Puppies dan Kitties

    HIPOTERMIA PADA PUPPY DAN KITTEN Oleh Drh Sherly Noviaria 26 Apr 2021 Hai Pawrents! Taukah Anda kalau si Kecil itu tidak bisa mengatur tubuhnya sendiri setelah lahir? Ini adalah momen yang sangat kritis bagi si Kecil dalam penentuan masa awal kehidupan. Setidaknya hingga ia umur 3 sampai 4 minggu, ia dapat mengatur suhunya sendiri. Pengaturan suhu ini dikenal dengan Termoregulasi. Termoregulasi adalah mekanisme dimana mamalia mempertahankan suhu tubuh dengan pengaturan diri yang dikontrol secara ketat terlepas dari suhu eksternal. Pengaturan suhu dilakukan untuk mempertahankan suhu internal (dalam tubuh) yang stabil, bahkan ketika lingkungan eksternal (luar tubuh) mereka berubah, agar dapat bertahan hidup. Kira kira gimana kalau tubuh si Kecil tidak memiliki termoregulasi? Tubuh tanpa termoregulasi akan berhenti berfungsi. Jika kemampuan tubuh untuk melakukan termoregulasi terganggu, maka dapat menyebabkan panas berlebih (hipertermia) atau menjadi terlalu dingin (hipotermia). Kedua keadaan tersebut memiliki efek merusak pada berbagai sistem tubuh, yang paling signifikan adalah kekurangan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh (iskemia), sehingga dapat menyebabkan kegagalan banyak organ. Termoregulasi diatur oleh hipotalamus yang melibatkan saraf aferen (sebagai reseptor) dan saraf eferen (penghantar impuls). Jika hipotalamus merasakan suhu internal menjadi terlalu panas atau terlalu dingin, maka secara otomatis akan mengirim sinyal ke kulit, kelenjar, otot, dan organ. Mekanisme hipotalamus dalam meningkatkan atau mempertahankan panas tubuh dilakukan dengan mengatur pengecilan lumen pembuluh darah (vasokontriksi), sedangkan dalam meningkatkan pelepasan panas dilakukan dengan pelebaran lumen pembuluh darah (vasodilatasi). salah satu contoh penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh yaitu apabila hewan berada di lingkungan dingin dalam jangka waktu yang lama. Pada puppy dan kitten neonatal (yang baru lahir) sangat rentan terhadap perubahan suhu karena belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri. Suhu normal untuk puppy dan kitten berkisar 38.0 – 39.0 ° C. Derajat hipotermia dibedakan menjadi ringan, sedang, atau berat tergantung pada seberapa rendah suhu tubuh di bawah kisaran normal. Umumnya hipotermia disebabkan oleh kontak terlalu lama dengan suhu lingkungan dingin yang ekstrim. Puppy dan kitten yang mengalami hipotermia umumnya ditandai dengan tidak mau menyusu, lesu, lemah, gemetar, memisahkan diri dari kelompok, dan sulit bernafas. Sangat penting untuk pawrents menyediakan lingkungan yang hangat untuk si kecil yang baru lahir. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan suhu lingkungan yaitu dengan bantalan panas, infrared, lampu penghangat, inkubator, dan selimut hangat elektrik. Segera konsultasikan ke Vet untuk menentukan tingkat keparahan hipotermia si Kecil ya pawrents! Editor: Drh Mahardhiko Widodo Sumber Pustaka: Hoskins JD, Nicholson SS. 2001. Toxicology. In: Hoskins JD, ed. Veterinary pediatrics: dogs and cats from birth to six months. Philadelphia, Pa: WB Saunders Co, 2001:490-510. Root KMV. 2004. Examination of the small animal pediatric patient, in Proceedings. Soc Therio Annu Meet 2004:292-299.

  • Kenali Lebih Dekat dengan Ras Persian

    Persian Cat Drh Intan Maria Paramitha Modified, 10 Feb 2021. Hello there! Masih membahas mengenai ras kucing dan penyakit bawaannya. Pawrent's tentu tak asing dengan kucing ras Persian. Kucing ini memiliki karakteristik berbulu panjang dengan karakter khas pada wajah yang membulat dan berhidung pesek. Namanya diambil dari daerah asal kucing tersebut yaitu Persia atau nama lain dari Iran. Walaupun berasal dari Iran, rupanya kucing ini dikembangkan di Britania Raya dan Amerika Serikat usai perang dunia ke II. Dahulu ras Persian terbagi menjadi dua jenis yaitu kucing dengan warna perak cerah dan agak gelap. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia mulai mengembangbiakkan kucing ini hingga terbentuklah kucing ras Persian dengan berbagai warna serta berbagai tingkat kedataran hidung. Namun demikian, hal inilah yang memungkinkan kucing Persian mengalami sejumlah masalah kesehatan bawaan. Berikut beberapa masalah yang mungkin terjadi pada Ras Persian: 1) Sakit Jantung Kardiomiopati atau kelemahan otot jantung merupakan penyakit bawaan pada ras persia, namun dapat juga terjadi akibat penyakit lain yang merusak jantung. Memahami gejala kucing memang penting namun kebanyakan kucing akan menyembunyikan rasa sakit yang mereka alami. Maka pemeriksaan rutin 2 kali dalam satu tahun menjadi kunci dalam mendiagnosa penyakit ini. 2) Aterial thromboembolism. Kucing dalam darahnya akan terdapat gumpalan darah akibat penyakit jantung yang diderita. Gumpalan darah ini secara alami akan beredar dan terbawa mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil, menyebabkan kepincangan sesaat, jika terjadi di pembuluh darah di kaki. Jika kucing mengalami gejala tiba tiba tidak bisa berjalan di satu kaki, jangan menunggu, segera bawa ke dokter hewan untuk diperiksa. 3) Feline Lower Urinary Tract Disease. Kami lebih suka menyebutnya FLUTD atau penyakit sulit buang air kecil. Diluar dari kebiasaan 'marking and spraying" pada kucing Jantan, penyakit ini lebih mudah diperhatikan pada kebiasaannya buang air kecil. Ketika kucing yang terlatih menggunakan kotak pasir untuk buang air kecil tiba tiba buang air di luar kotak pasir atau di tempat yang tidak seharusnya, segeralah bawa kucing tersebut ke dokter hewan terdekat. Gejala ini dapat menjadi “tanda” bagi pemilik kucing bahwa kucing tersebut sedang mengalami gangguan urinasi. 4) Brachycephalic Syndrome. Persian dikenal dengan hidungnya yang pesek dan kepala yang kecil (brachycephalic). Oleh sebab bentuk anatominya, kucing ini rentan mengalami gangguan pernapasan. Bagaimana mengetahui apakah si Kecil mengalami sindrom ini? Beberapa kucing tidak akan menunjukkan gejala. Namun, beberapa diantaranya “ngorok” saat tidur, atau bahkan kesulitan tidur terutama saat terjadi infeksi. 5) Polycystic Kidney Disease. Polycystic Kidney Disease (PKD) atau gangguan akibat kista pada ginja merupakan penyakit bawaan atau keturunan ras Persian yang disebabkan kerusakan gen. Kejadiannya berupa tumbuhnya kista pada ginjal sejak kucing dilahirkan yang menyebabkan ginjal membesar dibandingkan ukuran normal. Gejala biasanya baru muncul pada umur rata rata 7 tahun. Gejalanya berupa penurunan berat badan mendadak, muntah, banyak minum dan kesehatan menurun. Kucing persia disarankan untuk menjalani tes kesehatan rutin berupa cek darah untuk menentukan fungsi ginjal lebih awal. USG menjadi pilihan utama dalam mendiagnosa penyakit ini. 6) Lysosomal Storage Disease. Penyakit ini terjadi akibat kelainan genetik yang mencegah pembentukan enzim tertentu yang dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Enzim ini normalnya memecah bahan racun dan zat sisa dalam tubuh sehingga dapat dibuang keluar tubuh secara alami. Namun kucing dengan LSD malah akan mengumpulkan racun dan zat sisa tersebut. Racunnya kemudian meracuni sel syaraf, mengakibatkan pembengkakan syaraf sehingga fungsinya menurun. Anak kucing biasanya terlahir normal, namun beberapa bulan kemudian, awal gejala seperti gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, kejang kejang, hinggal gagal tumbuh mulai terlihat. 7) Hip Dysplasia Penyakit ini sering terjadi pada anjing namun tak jarang terjadi pada kucing terutama ras Persian. Displasia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan perubahan bentuk sendi panggul hingga menyebabkan radang sendi. Jika pawrents ingin merawat kucing Persian, tanyakan pada pemilik awalnya apakah orang tua kucing tersebut pernah didiagnosa mengalami hip dysplasia, karena lebih cepat penyakit ini diketahui, lebih mudah penyakit ini ditangani. Deretan penyakit tersebut tak lantas menjadi patokan bahwa setiap kucing Persian akan mengalami hal tersebut, namun pengetahuan akan penyakit bawaan yang dimiliki masing masing ras perlu dipahami oleh pawrents agar dapat menjadi pertimbangan dalam memelihara hewan tersebut. Editor: Drh Mahardhiko Widodo

  • Kenal Lebih Dekat dengan Ras Maine Coon

    Maine Coon Drh Intan Maria Paramitha Modified, 9 Feb 2021 Hello Pawrent's, tahukah kamu bahwa dibalik keindahan ras Maine Coon, tetap memiliki resiko penyakit bawaan dan keturunan? Maine Coon adalah ras kucing yang unik karena rata rata dari mereka memiliki sifat penyayang, lemah lembut dan ramah walaupun secara penampilan terlihat "garang" karena tubuhnya yang besar dan atletis. Kucing ras ini tergolong cerdas dan dapat dilatih beberapa trik. Oh ya! Ras ini memiliki rambut yang lebat serta halus, sehingga pemilik wajib merawat rambut kucing ini karena mudah sekali gimbal. Bagi calon pemelihara yang menginginkan kucing yang tidak cerewet, ras ini bukan merupakan pilihan karena kebanyakan Maine Coon suka bersuara mengomentari lingkungan sekitar. Sifat ramah dan penuh rasa ingin tahu ini juga menyebabkan Maine Coon suka sekali mengikuti pemiliknya dari satu ruangan ke ruangan lain, dan sangat suka jika dipanggil namanya. Beberapa kucing Maine Coon sangat senang bermain dengan air dan bahkan berenang. Untuk menjaga kucing tetap sehat, kita perlu tahu penyakit bawaan yang dimiliki oleh kucing ras ini sehingga dapat diperhitungkan resiko dalam memelihara serta pencegahannya. Berikut beberapa penyakit yang diturunkan oleh ras Maine Coon: 1) Kelemahan otot jantung dan Arterial Thromboembolism Kucing Maine Coon kerap mengalami kelemahan otot jantung karena otot jantungnya menebal. Kucing dengan gangguan jantung biasanya akan sering mengalami gumpalan dalam pembuluh darah. Gumpalan darah sering menyumbat pembuluh darah kecil dalam tubuh, biasanya pada area kaki kaki. Gejala yang dapat terlihat adalah kepincangan mendadak. Segera periksakan hewan kesayanganmu jika mendapati gejala tersebut. 2) Luxatio Patella Sendi lutut merupakan area yang diciptakan dengan struktur yang luar biasa untuk mendukung kemampuan kucing melompat, merayap, hingga menerkam mangsa. Salah satu komponen penting dalam sendi lutut adalah tulang “Patella”. Luxatio Patella adalah kondisi berpindahnya tulang Patella dari tempatnya karena mangkok yang menahan tulang Patella di lutut terbentuk datar dan kurang menyangga tulang Patella. Kucing tidak langsung menunjukkan gejala nyeri, namun seiring bertambahnya usia dapat menyebabkan kelumpuhan. Luxatio patella dapat terjadi pada kucing ras apapun namun Maine Coon memiliki resiko tinggi mengalami kondisi ini. 3) Hip Dysplasia Maine Coon dapat mengalami penyakit turunan bernama hip dysplasia. Penyakit ini menyebabkan malformasi sendi pinggul diikuti dengan radang sendi. Kucing akan menunjukkan gejala yang sangat ringan, namun perlahan lahan akan mengalami kepincangan dan kelemahan mirip kucing tua di beberapa tahun awal pertumbuhan. 4) Gagal Ginjal Gagal Ginjal dapat diartikan sebagai ketidakmampuan ginjal dalam melakukan fungsinya berupa pembuangan zat sisa tubuh yang berasal dari darah dan mengatur hidrasi tubuh. Biasanya kucing yang mengalami gagal ginjal adalah kucing kucing tua, namun dalam kasus ini, Maine coon dapat terlahir dengan ginjal yang rusak sehingga mereka mengalami kondisi gagal ginjal di masa muda. 5) Cacat pendengaran Kucing ras apapun berwarna putih dengan mata biru memiliki resiko tinggi mengalami kecacatan pendengaran, begitu juga dengan beberapa turunan Maine Coon. Jika pemilik hewan mencurigai adanya indikasi penurunan pendengaran pada kucing Maine Coon, maka disarankan kucing ini tidak boleh dipelihara di luar rumah. Pendengaran kucing sangat diperlukan saat mendeteksi adanya hal berbahaya di luar rumah. Oleh karena itu, untuk menjaga mereka tetap aman, disarankan memelihara kucing dengan cacat pendengaran di rumah saja dengan pengawasan pemilik. Editor: Drh Mahardhiko Widodo.

  • Kebutuhan Nutrisi Puppy

    Kebutuhan Nutrisi Puppy Modified 16 Jan 2021 Nutrisi adalah pondasi dari kesehatan dan kesejahteraan hidup si Kecil. Nutrisi mendukung Anda dalam memelihara kesehatannya. Anjing memiliki sifat metabolisme yang berbeda setiap ras nya, dan ini akan mempengaruhi kebutuhan nutrisinya. Anjing dengan ras kecil membutuhkan energi dua kali lebih besar dibandingkan dengan ras besar. Hal ini dikarenakan proses dan kecepatan pertumbuhannya yang cepat dan singkat. Protein dibutuhkan anjing untuk memberi profil asam amino yang lengkap dan seimbang. Asam amino L-carnitine dibutuhkan oleh anjing untuk melangsungkan metabolisme tubuh dan produksi energi. Namun, anjing tidak cukup mampu mensintesis carnitine, sehingga memerlukannya dalam jumlah tinggi di pakan. Vitamin. Satu dari sekian bentuk vitamin diperlukan oleh anjing yaitu vitamin D. Vitamin ini berguna untuk mengatur mineralisasi tulang, fungsi saraf, kekebalan dan kelistrikan tubuh. Namun, anjing memiliki kemampuan rendah dalam mengonversi pro-vitamin D menjadi vitamin D aktif di ginjal dibanding mamalia lain. Sehingga, anjing memerlukan vitamin D tinggi melalui pakannya dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Asam lemak. Anjing membutuhkan asam lemak tak jenuh seperti omega 3 dan 6 dalam memelihara kesehatan syaraf dan otak, respon inflamasi, sistem reproduksi, hormonal, serta memelihara daya tahan tubuh dan respon kognitif anjing. Utamanya, anjing memerlukan omega 3. Namun, anjing memiliki tingkat sintesis yang rendah terhadap omega 3, sehingga suplementasi omega 3 dalam pakan sangat dibutuhkan oleh anjing. Sebagaimana halnya dengan bayi manusia, tahun pertama puppy sangatlah penting karena mempengaruhi perkembangannya secara mendasar. Puppy membutuhkan tiga kali lebih besar jumlah kalori dan kadar protein, vitamin, dan mineral dibandingkan dengan anjing dewasa. Umur 0-3 minggu merupakan waktu dimana ia menyusu. Kebutuhan akan nutrisi dan antibodinya akan terpenuhi melalui air susu induk. Hal ini penting karena tingkat maternal antibodi anjing yang diperoleh semasa kandungan tidak sebesar kucing, sehingga antibodi yang besar baru diperoleh saat ia menyusu. Bila induk tidak dapat menyusui, Anda wajib membantunya memperoleh nutrisi alternatif melalui susu formula atau susu khusus anak anjing, tentunya dengan kandungan rendah laktosa. Dosis yang dapat diberikan adalah 2 mL setiap 2 jam. Pada minggu pertama, matanya masih tertutup. Memasuki minggu kedua, mata puppy mulai terbuka. Saat ini, Anda dapat melatihnya agar menyusu secara mandiri, dengan meneteskan air susu pada piring yang datar. Minggu ke 3, puppy mulai mengikuti apa yang dilakukan oleh induk, termasuk menyontoh makan dan minum. Anda diharapkan menggunakan pakan khusus puppy atau weaning pada mangkuk induknya, sehingga memperoleh waktu sapih yang tepat dengan nutrisi yang tepat. Kebutuhan protein pada puppy ras kecil hingga sedang adalah 32%, sedangkan ras besar adalah 31%. Nutrisi lain yang dibutuhkannya adalah lemak, karbohidrat, glutamin dan glukosamin. Ukuran lambung puppy sangat kecil, sehingga berikan jumlah dog food secukupnya Sulit untuk memenuhi kebutuhan kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral pada puppy karena pertumbuhannya yang cepat. Puppy harus memperoleh pakan sesering mungkin dengan jumlah sedikit, mengingat ukuran lambungnya yang masih kecil. Jumlah pakan dapat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia. Sampai umur 6 bulan, porsi makan dapat dibagi menjadi tiga kali pemberian, dengan mengikuti petunjuk takaran saji pada kemasan pakan. Ketika ia dewasa, pastikan tubuhnya berada pada body condition score yang ideal. Ikuti saran takaran sajian pakan menurut kemasannya. Pada ras umum seperti german shepperd, malamute, dan retriever, overweight dapat meningkatkan risiko masalah sendi dan tulang. Sekali ia beranjak senior, kurangi asupan kalori pada pakan karena aktivitasnya sangat-sangat menurun. Kebutuhan protein dan serat yang seimbang juga diperlukan dalam menunjang metabolismenya yang menurun. Konsultasikan setiap masalah yang muncul selama perjalanan menuju senior kepada dokter hewan Anda, karena bagi senior, pakan yang sesuai dapat menghindari masalah seperti penyakit sendi, jantung, dan masalah pencernaan. Editor: Drh Mahardhiko Widodo

  • Tumbuh Kembang si Puppy

    Tumbuh Kembang si Puppy Modified 16 Jan 2021 Membawa dan memelihara puppy di rumah tentu menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa bagi Anda. Namun, Anda sebagai pawrents juga perlu mengetahui bagaimana pola tumbuh kembang puppy. Agar puppy sehat, berikan awal terbaik dalam kehidupannya, dengan memenuhi kebutuhan akan nutrisinya, perhatian Anda, serta perlatihan sebagai bentuk exercise untuk melatih daya tangkap dan ingatannya. Pada minggu pertama, puppy lahir dengan matanya yang masih menutup, tubuh bewarna kemerahan, dan tali pusar yang masih ada, tanpa geligi. Pastikan lingkungan hangat dengan selimut dan lampu pijar kuning, karena suhunya dapat mencapai 36 derajat celcius dan ia belum mampu meregulasi suhu tubuhnya sendiri. Memasuki minggu kedua, mata puppy mulai terbuka, dan tali pusar semakin mengecil dan menghilang. Nutrisi dan antibodi secara sempurna diperoleh melalui air susu induk. Ia belum merespon secara sempurna semua gerakan yang ada, karena perkembangan syaraf secara sempurna muncul ketika ia berhasil berdiri dan menyusu secara koordinatif. Minggu ke 3, bobot badannya mencapai 3x bobot lahir. Puppy mulai mengikuti apa yang dilakukan oleh induk, termasuk menyontoh makan dan minum, karena perkembangan syaraf telah berkembang secara sempurna. Masa pertumbuhan gigi susu puppy segera dimulai pada umur 3-6 minggu. Seluruh gigi susu akan muncul setelah mencapai umur 7 minggu. Pada masa ini, Anda boleh mencoba memberikan dry food khusus puppy secara berkala selama 7 hari. Mulailah dengan memberikan sedikit dry food yang dicampur pada pakan basah. Bila dalam 7 hari tidak terjadi masalah pencernaan, Anda boleh merubah pakan dengan dry food. Minggu ke 8, ia mampu mencapai 10x bobot lahir. Ia juga sudah siap makan pakan dry food. Dry food khusus puppy mengandung formulasi yang sangat membantu memelihara kesehatan gigi, kesehatan sendi, menunjang kekebalan tubuh alami, dan memelihara kesehatan saluran pencernaan. Pastikan ia tidak mengunyah benda sekitarnya, karena dapat memicu kecacingan. Pastikan selalu terdapat air bersih yang layak (bukan air keran) untuk menghindari masalah pencernaan. Ketika umur 3 bulan, ia harus beranjak dengan pakan kering, karena gigi dan rahangnya sudah kuat. Pakan kering membantu membersihkan geligi, serta menanggalkan gigi susu bila gigi permanen mulai tumbuh. Anda wajib merencanakan pengobatan cacing dengan dokter hewan kesayangan Anda. Sekali ia mencapai bobot 1 kg, rencanakan pengobatan cacing pertamanya. Kemudian setiap 2 minggu sekali hingga ia mencapai umur 12 minggu. Kemudian 1 pekan setelahnya Anda wajib melakukan vaksinasi pertamanya yaitu Eurican 4 (4 jenis penyakit infeksius). Anda juga disarankan untuk melakukan pengobatan antikutu, mengingat banyaknya kasus penyakit infeksius yang berasal dari gigitan kutu anjing. Dokter hewan akan menanyakan riwayat tumbuh kembang si kecil seperti 'apakah sudah pernah diberi obat cacing dan antikutu?', 'apakah pernah muntah atau diare?', 'bagaimana kondisi lingkungannya?', 'apakah ia pernah keluar rumah sekali?'. Jangan khawatir, jawablah dengan yakin apa adanya. Rencana vaksinasi selalu berkaitan dengan status kesehatan pada "saat itu" dan berkaitan dengan lingkungan, apakah ia tinggal di daerah berisiko tinggi penyakit infeksius atau tidak. Walaupun ia tidak pernah keluar sama sekali, namun Anda juga tidak benar benar bersih ketika menyentuh si Kecil setiap kali masuk ke rumah. Rencanakan vaksinasi hingga ia mencapai umur 16 minggu. Dokter akan mengatur jadwal booster vaccine sesuai kebutuhannya. Pada umur 5 bulan, ia sudah diperbolehkan untuk vaksin rabies, yang akan diulang setiap tahunnya. Gigi dewasa puppy mulai tumbuh ketika ia menduduki usia 6-7 bulan. Penanggalan gigi susu tentunya dapat menyebabkan rasa nyeri, sehingga tidak heran bila si Kecil mulai menurun nafsu makannya. Anda dapat memulai pelatihan menyikat giginya saat ini, dengan melatihnya menyentuhkan jari anda pada gigi, gusi, serta mulutnya. Sehingga saat ia terbiasa, Anda dengan mudah menyikati giginya sedini mungkin. Hal ini juga berguna untuk memelihara kesehatan gigi, mencegah penumpukan tartar, dan resiko yang timbul terkait dengan penyakit gigi Umur 1 tahun, SELAMAT! Ia telah dewasa. Alihkan pakannya dengan pakan khusus dewasa atau Adult, karena kebutuhan proteinnya harus disesuaikan dengan kondisi perkembangannya. Jangan sembarangan memilih jenis pakan, Anda wajib mengonsultasikan kebutuhan nutrisi sesuai umurnya. Sekali ia berumur 8 minggu, Anda disarankan untuk melakukan check up runtin dan rencakan rencana kesehatan si Kecil, tentunya dengan dokter hewan kesayangan Anda dimanapun Anda berada. Editor: Mahardhiko Widodo

  • Kenali Golongan Darah pada Anjing

    Golongan Darah Anjing 18 July 2020 Hai pet’s owner, sudah tahu belum tentang golongan darah pada Anjing? Terkadang beberapa klien kami bertanya-tanya apakah si Kecil dapat mendonorkan atau transfusi darah? Tentu bisa! Namun, segala bentuk transfusi harus terjamin aman bagi si Penerima, sehingga perlu memperhatikan golongan darah Anjing, menjamin kesehatan darah, tidak terinfeksi parasit darah, dan tidak memiliki kecenderungan terhadap penyakit darah. Beberapa klinik di Indonesia memiliki fasilitas pemeriksaan golongan darah, bahkan memiliki fasilitas penyediaan transfusi darah. Nah, apa saja sih tipe golongan darah pada Anjing? Menurut Zoetis (2016) dan MSD Vet Manual (2017), golongan darah pada Anjing terbagi menjadi 2 tipe DEA yaitu DEA positif dan negatif. DEA adalah Dog Erythrocyte Antigen, yang merupakan temuan penelitian golongan darah bahwa setiap eritrosit yang ditransfusikan kepada resipien yang tidak cocok, yang memiliki antigen atau benda asing, akan memicu resiko terhadap imunitas tubuh untuk mencegahnya masuk ke dalam tubuh. Hal ini di perparah akibat shock anafilaksis. Sebagai contoh, Anjing dengan tipe DEA positif berarti ia positif memiliki antigen di sel darah merahnya. Jika seekor Anjing DEA negatif menerima donor dari DEA positif, ini akan mengembangkan imunitas dengan cepat menghancurkan darah donor tersebut, karena merupakan sebuah antigen atau benda asing bagi DEA negatif. Setiap Anjing dapat ditentukan golongan darah tipe DEA positif atau negatif. Darah Anjing dengan tipe DEA negatif dapat ditransfusikan terhadap penerima dengan tipe keduanya baik DEA negatif dan positif. Namun, darah Anjing dengan tipe DEA positif hanya dapat ditransfusikan kepada penerima yang memiliki tipe DEA positif saja. Artinya, anjing yang memiliki tipe DEA negatif hanya boleh menerima donor DEA negatif, dan Anjing dengan tipe DEA positif dapat menerima donor darah baik DEA negatif atau positif. Lakukan pengecekan golongan darah bagi pendonor dan penerima pada klinik berfasilitas dan Dokter Hewan kesayangan keluarga. Dalam upaya donor darah, diperlukan upaya yang lebih baik dalam memastikan kesehatan si Kecil. Pastikan hewan kesayanganmu tervaksinasi. Cek kesehatan rutin bila perlu yang dapat dilakukan semenjak umur 2 minggu. Control parasit sebagai upaya pengendalian juga perlu dilakukan sejak dini. Rencanakan seluruh rencana kesehatan si Kecil bersama Dokter Hewan kesayangan keluarga. Editor: Miko Widodo Referensi: Cotter SM. 2017. Blood groups and blood transfusions in dogs. MSD Vet Manual. https://www.msdvetmanual.com/dog-owners/blood-disorders-of-dogs/blood-groups-and-blood-transfusions-in-dogs. Di akses pada 16 Juli 2020. Quick Vet. 2016. Frequently asked questions for the QuickVet®/ RapidVet® DEA 1.1™ test. Zoetis Denmark. https://www.quickvet.net/Products/Blood-Typing/FAQs-Canine-Blood-Typing.aspx. Di akses pada 16 Juli 2020.

  • Ada Apa Dengan Vaksin Anjing?

    Mengenal Variasi Vaksin pada Anjing 22 July 2020 Vaksinasi menjamin perlindungan hewan Anda dari berbagai penyakit penting yang mudah menular dan bersifat fatal. Bahkan, untuk hewan yang terawat, resiko tersebut tetap ada baik ditularkan secara langsung oleh hewan maupun tidak langsung pada lingkungan. Di lingkungan, si Kecil dapat terinfeksi virus dengan mudah baik secara langsung dan tidak langsung. Walaupun Pet’s Owner mengetahui si Kecil tidak pernah keluar rumah, namun resiko terbawanya virus di tangan, pakaian, sepatu, tempat makan yang tidak sengaja digunakan oleh kucing pendatang, menjadikannya sistem penularan secara tidak langsung terhadap si Kecil. Untuk itu, vaksinasi dapat diberikan sejak umur 6 minggu untuk kemudian di booster dengan rekomendasi Dokter Hewan. Walaupun umurnya cukup dini, bobot badan harus memenuhi kriteria vaksinasi yaitu 1 kg. Sebagian Dokter Hewan di Indonesia menerima permintaan vaksinasi dengan syarat umur telah mencapai 2-3 bulan dan bobot badan telah mencapai 1 kg. Mengingat bahwa vaksinasi merupakan produk biomedis, yang tentunya memiliki dosis yang telah teruji, maka bobot badan sangatlah penting dalam ketepatan pemberian dosis. Berikut adalah jenis penyakit-penyakit Anjing yang harus di cegah: Canine Distemper Virus, perlindungan terdapat pada vaksin Eurican 4, Eurican 6, dan Eurican 7. Virus ini sangat menular dan fatal, memiliki berbagai macam gejala. Distemper sendiri memiliki beberapa tipe Distemper, yaitu Distemper Pencernaan dengan gejala diare, Distemper Pernafasan dengan gejala mata dan hidung berair, batuk, Distemper Kulit dengan gejala yang timbul pada kulit, dan Distemper Syaraf dengan gejala syaraf. Akibat infeksi virus ini, Anjing yang mampu bertahan umunya memiliki kerusakan syaraf. Canine Adenovirus, perlindungan terdapat pada vaksin Eurican 4, Eurican 6, dan Eurican 7. Virus ini memiliki dua tipe, yaitu CAV type-1 penyebab Canine Hepatitis, dan CAV type-2 penyebab penyakit pernafasan anjing. Virus ini mudah menular, terutama puppies. Virus CAV-type 1 menginfeksi dan merusak organ hati, menghasilkan gejala tidak mau makan, muntah, dan penyakit kuning. Virus CAV-type 2 umumnya menjadi komplikasi bersama dengan agen penyebab flu seperti Para-Influenza dan Kennel Cough. Canine Parvovirus, perlindungan terdapat pada vaksin Eurican 4, Eurican 6, dan Eurican 7. Virus ini mudah menular dan cukup fatal, merupakan penyebab diare berdarah dan muntah, terutama pada puppies rentan dan hewan yang belum tervaksinasi. Canine Para-Influenza, perlindungan terdapat pada vaksin Eurican 4, Eurican 6, dan Eurican 7. Virus ini penyebab flu menular pada puppies, menghasilkan gejala flu yang tidak kunjung pulih. Umumnya gejala flu muncul akibat komplikasi dengan agen infeksius lainnya. Canine Leptospirosis, perlindungan terdapat pada vaksin Eurican 6, dan Eurican 7. Penyakit ini memiliki persentase mortalitas hingga 50% karena bakteri bersifat hematogenous (kemampuan menyebar melalui darah keseluruh organ tubuh), mampu menyebar melalui system getah bening, dan mampu menginfeksi organ ginjal dan hati. Gejala yang ditemukan adalah demam, penyakit kuning, dan myalgia. Perlu Anda ketahui bahwa penyakit bakterial ini Zoonotik, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Canine Rabies, perlindungan terdapat pada vaksin Eurican 7 dan Rabisin. Rabies merupakan penyakit viral penyebab kerusakan sistem syaraf pada mamalia, termasuk manusia sehingga termasuk dalam kategori yang di kenal dengan penyakit zoonosis, dan dikenal dengan penyakit ‘Anjing Gila’ karena sebagian besar kasus gigitan dan kematian dimediasi oleh rabies pada anjing. Menurut OIE, 150 Negara di Dunia menyumbang jumlah kematian 59.000 orang akibat rabies. Di Indonesia, vaksinasi rabies pada Anjing wajib dilakukan dan merupakan peraturan pemerintah dalam UUD no 41 tahun 2014. Canine Coronavirus, perlindungan terdapat pada vaksin Vanguard Plus 5/VC-L dan Vanguard Plus 5L4CV. Virus ini mudah menular dan menyebabkan diare ringan. Seringkali, komplikasi terjadi bersamaan dengan Parvovirus, sehingga mengakibatkan diare berdarah berkelanjutan hingga kematian. Namun, virus ini berbeda dengan virus corona pada manusia (human coronavirus), dan tidak bisa menular kepada manusia. Kennel Cough, perlindungan terdapat pada vaksin Bronchine CAe. Penyakit ini disebabkan oleh Bordotella bronchiseptica, menyebabkan infeksi trakheobronchitis. Dikenal juga dengan sebutan ‘batuk kandang’ dan sifatnya menular terutama pada anjing-anjing yang berada di penampungan atau shelter. Gejala yang ditimbulkan berupa gangguan saluran pernafasan atas seperti batuk, bersin, tersedak, dan reaksi muntah akibat tekanan pada tenggorokan. Gejala yang muncul ringan dan biasanya bersamaan dengan infeksi Canine Para-Influenza. Namun, komplikasi hebat terjadi ketika hewan terpapar dengan berbagai agen seperti Canine Distemper Virus dan Canine Adeno Virus-2. Pada puppies lebih rentan dan dapat menyebabkan pneumonia. Untuk itu, sebagai Pet’s Owner, berkomitmen untuk siap merawatnya dan menjamin kesehatannya sudah menjadi kewajiban. Pastikan hewan kesayanganmu tervaksinasi. Cek kesehatan rutin perlu dilakukan semenjak umur 2 minggu. Pengendalian parasit perlu dilakukan sejak dini, dan rencanakan seluruh rencana kesehatan bersama Dokter Hewan kesayangan keluarga. Editor: Miko Widodo Referensi: [OIE] Office Internasional des Epizooties. 2020. Rabies Portal. https://www.oie.int/animal-health-in-the-world/rabies-portal/#:~:text=Nearly%206 0%2C000%20deaths%20per%20year,animal%2C%20most%20often%20a%20dog. Di Akses pada 20 Juli 2020. Eurican. 2019. Eurican technical sheet. Boehringer-Ingelheim. https://www.boehring er-ingelheim.co.za/sites/za/files/ah_files/eurican_technicalsheet_12_08_2019.pdf. Di akses pada 20 July 2020. Bukowski JA dan Aiello S. 2011. Puppy care. MSD Vet Manual. https://www .msdvetmanual.com/dog-owners/routine-care-and-breeding-of-dogs/puppy-care. Di akses pada 20 Juli 2020.

  • Mengapa Kumis Kucing Tidak Boleh di Potong?

    Mengapa Kumis Kucing Tidak Boleh di Potong? Content last modified Oct 2020 Masih berkenaan dengan organ kulit, kita telah mengetahui sel-sel khusus epidermis seperti keratinosit, melanosit, dan sel Langerhans. Namun masih terdapat satu sel khusus dari epidermis yang disebut sel Merkel, dan ini berhubungan dengan keunikan dari rambut kumis kucing loh Kak! Sel Merkel adalah kumpulan sel-sel sensorik yang terkait dengan organ sensor di kulit, salah satunya adalah kumis dan bantalan tylotrich. Organ sensor pada kumis disebut spasial sensing dan mystosial object indentification. Bagian inilah yang membantu kucing dalam mengukur ukuran tubuhnya dengan jalan masuk atau keluar, seperti lubang, pagar rumah, kandang, dan tempat kecil lainnya. Umumnya, kucing dapat mengetahui ukuran tubuhnya tidak dapat masuk, jika bagian tepi lubang atau jalur tersebut menyentuh sebagian besar kumisnya. Sensor sel Merkel diketahui beradaptasi dengan lambat. Kemampuan sensor tersebut berkembang dan menjadi ciri khas setiap spesies hewan. Selain fungsi tersebut, sel ini dapat mempengaruhi aliran darah kulit dan produksi keringat. Oh ya! Sebelum keratinosit tumbuh, sel merkel-lah yang mengatur dan mengkoordinasikannya untuk berproliferasi. Serta merangsang pertumbuhan stem cell (sel induk primitif) dari folikel rambut. Editor : Miko Widodo, SKH Referensi: Moriello K. 2020. The Integumentary System in Animals. MSD Vet Manual.

bottom of page