top of page

Search Results

67 item ditemukan untuk ""

Layanan (3)

  • Dr Drh Setyo Widodo

    Dokter internis atau dokter penyakit dalam bertugas untuk menangani pasien dengan gejala medis akut dan jangka panjang. Mereka punya keahlian khusus dalam penalaran diagnostik, mengelola ketidakpastian penyakit, menangani komorbiditas, dan mengenali kapan pendapat atau perawatan khusus diperlukan. Dr Drh Setyo Widodo adalah internis Maxim Pet Care, dengan 40 tahun pengalaman kerja Medis Khusus: 1. Penyakit Jantung 2. Hematologi dan Penyakit Tumor 3. Penyakit Ginjal dan Hipertensi 4. Penyakit Syaraf 5. Penyakit Geriatri 6. Penyakit Dalam 7. Pembedahan Major dan Minor

  • Konsultasi Umum

    Dokter umum adalah seorang klinisi yang berfokus untuk menangani gejala dan penyakit pada pasien secara umum. Dokter layanan tingkat pertama yang berperan dalam memberikan pencegahan, diagnosis, penanganan awal, dan rujukan ke dokter spesialis jika diperlukan. Kami dokter Maxim Vet, memiliki pengalaman dalam praktek hewan kecil dan eksotik dengan pengalaman 13 tahun praktisi. Kami siap membantu segala keluhan dan menuntaskan permasalahan hewan Senin - Sabtu: 08.00 - 21.00 Minggu: 08.00 - 19.00 Libur: 08.00 - 17.00

  • Ultrasonografi

    Ultrasonografi (USG) adalah prosedur pengambilan gambar dari bagian tubuh tertentu. Ini dilakukan dengan memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi. Apa saja yang dapat diperiksa? 1. Pemeriksaan Abdomen 2. Pemeriksaan Reproduksi Sen - Sab: 10.00 - 20.00 Min: 10.00 - 17.00 Hol: 10.00 - 15.00

Tampilkan Semua

Vet Talks (27)

  • Feline Corona Virus dan Feline Infectious Peritonitis

    Mengenal Feline Corona Virus dan Feline Infectious Peritonitis Dec 2022 Hello Pawrents dan kolega, sudah pernah dengar mengenai nama virus tersebut? Yup! Virus Corona pada kucing ini berbeda lho dengan virus Corona pada manusia. Feline Corona Virus (FCoV) merupakan virus Alpha-corona yang cukup menular terutama pada kucing multicat household. Terdapat dua biotype FCoV yaitu Feline Enteric Corona Virus (FECoV) dan Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV). FIPV merupakan bentuk mutasi dari biotype FECoV. Mengenal FECoV FECoV merupakan virus RNA berkapsul single-strainded yang dapat bertahan di lingkungan kering hingga 7 minggu. FECoV dapat menginfeksi baik kitten maupun dewasa. FECoV menginfeksi pencernaan kucing dan ditransmisikan ke kucing lain secara fecal-oral. Seringkali kucing indukan yang terinfeksi FCoV dan memiliki kitten, menularkannya secara fecal-oral. Virus ini bereplikasi pada epithelial usus besar pencernaan, sehingga sering menyebabkan diare terus menerus atau kambuhan. Kitten memeroleh kekebalan terhadap FECoV dari kolostrum dan ASI, hingga umur 9 minggu. Imunitas tersebut bersifat transient dan infeksi FECoV baru dapat terjadi (berulang). Mengenal FIPV FIPV adalah bentuk mutase dari biotype FECoV. Sifat FECoV yang mampu bermutasi hanya 5-11% menjadi FIPV, proses mutasi ini berlangsung di dalam Makrofag (sel darah putih) akibat tekanan selektif dari replikasi virus di dalam makrofag. Berdasarkan sifat mutegenik tersebutlah FIPV mampu menginfeksi ke jaringan limfoid regional usus besar. Segera setelah makrofag melakukan proses eleminasi virus, berbagai respon imun muncul, hingga membentuk kompleks antibodi yang mengakibatkan reaksi hipersensitif imun. FIPV telah dilaporkan memiliki dua tipe efusif (wet) dan non efusif (dry). Perbedaan tersebut didasarkan pada reaksi hipersensitifitas imun relatif setiap individu kucing yang berbeda-beda. Tipe efusif terjadi karena Mediated Hypersensitivity Reaction, dan ini bersifat akut, merusak dinding-dinding vaskular dan menyebabkan vaskulitis diberbagai organ. Inilah yang menyebabkan efusi cairan exstravasasi yang bersifat eksudatif. Tipe non efusif disebabkan oleh Delayed Hypersensitivity Reaction, dan ini bersifat kronis. proses fagositosis yang berhasil menekan replikasi virus, dan aktivasi pembentukan jaringan ikat pada organ-organ terdampak. Tipe ini diidentifikasi dengan pembentukan granulomatosa jaringan, FIPV disepakati muncul secara mutagenik pada semua umur dengan persentase berbeda. Sebesar 50% FIPV muncul pada kitten dibawah 7 bulan. Hingga 70-95% kucing dewasa (<7 tahun) terdampak mutasi dari FIPV. Laporan terkini, pure-breed lebih sensitif dan jantan berpeluang lebih tinggi terinfeksi. FIPV hanya bereplikasi dan mutasi di dalam sel makrofag, sehingga tidak menular melalui feses kucing ke kucing lain. Author: Drh Mahardhiko Widodo Referensi: Sorell S, et al. 2022. Current treatment options for feline infectious peritonitis in the UK. Comp. Animal 27 (6) Hartmann. 2017. Coronavirus Infections (Canine and Feline, Including Feline Infectious Peritonitis, chapter 224. p984-991. in textbook of internal medicine, 4 th Ed. Ettinger

  • Alergi Pakan

    Food Allergy: atopic dermatitis Drh Gusnanda Maori Modified, 27 Dec 2021 Hello Pawrents! Pernah mendengar istilah food allergy? Yup! Betul banget.. Alergi yang disebabkan oleh suatu kandungan makanan tertentu. Nah, kali ini kita membahas tentang alergi pakan pada kucing. Merujuk pada VCA Hospital*, istilah alergi pakan merupakan suatu reaksi tubuh yang dimediasi oleh imun sebagai respon melawan antigen yang terkandung pada makanan tertentu. Artinya, fenomena alergi ini berkaitan langsung dengan sistem kekebalan si kecil yang secara otomatis menimbulkan “perang” melawan antigen atau protein spesifik dalam kandungan makanan si Kecil. Kondisi kucing dikatakan alergi suatu bahan makanan bila ia mengonsumsi satu jenis bahan dan mengakibatkan reaksi imun secara cepat, dan akan selalu terulang atau kambuh dengan ‘satu jenis’ bahan makanan saja. Bahan kandungan makanan tersebut umumnya adalah protein, dan bisa berupa daging sapi, ikan, ayam, dan berbagai produk diary lainnya. Apakah alergi ini diwariskan? Jawabannya tidak! Alergi adalah proses alami tubuh yang memiliki sensitifitas terhadap protein tertentu. Belum ada penelitian yang mengungkap mengapa alergi terbatas pada satu individu saja. Kita belum mengetahui mengapa si Kucing A mengembangkan alergi dan si kucing B tidak. Namun, faktor penting yang sangat memengaruhi pengembangan alergi adalah genetik kucing, dan kebanyakan kucing akan mengalami alergi pakan yang serupa, dan berpeluang mengalami alergi lingkungan yang serupa, dikenal dengan atopy dermatitis atau alergi inhalan. Gejala pada kucing dengan alergi selalu bersifat kronis, kegatalan dan peradangan kulit menahun. Secara khas terjadi disekitar wajah, kuping, perut, ketiak, dan paw kaki. Kemerahan pada sela jari-jari kaki, hingga kucing sering menggigitnya atau over-groom hingga mengalami kebotakan dan luka, juga tanda ia mengalami kondisi alergi. Kucing yang mengidap alergi mungkin mengembangkan infeksi rekuren pada kulit dan telinga. Alergi pakan juga dapat mengakibatkan kucing dengan gejala pencernaan seperti muntah dan diare. Kucing akan menggaruk area rectum dan scooting. Diagnosis dan Pengobatan dilakukan dengan menilai kualitas gejala alergi menahun yang terjadi. Karena suatu tanda kegatalan menahun tidak hanya disebabkan oleh alergi pakan, ini juga dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi seperti kutuan, tungau, infeksi bakteri, infeksi jamur, atau alergi-alergi lain. Diperlukan serangkaian pemeriksaan secara bertahap untuk menentukan penyebab gejala kegatalan tersebut. Food Trial adalah golden standard test untuk diagnostik alergi pakan. Tes ini melibatkan pemberian pakan khusus diet yang menggunakan protein alternatif yang terhidrolisis (hydrolyzed protein diet), atau novel-protein (komersial atau home made), dan tidak menggunakan bahan makanan umum. Rangkaian percobaan tersebut harus dilakukan 2 bulan diikuti dengan terapi gatal yang diresepkan secara berkala. Dalam masa eleminasi, kucing HANYA memakan pakan diet yang direkomendasikan dokter. SANGAT PENTING untuk tidak memberikan pakan lain, suplementasi, treat atau snack, atau produk apapun selama masa tersebut. Jika gejala alergi pada kucing mulai membaik atau pulih selama food trial, tahap selanjutnya adalah food challenge yaitu kembali memberi pakan yang lama biasa ia makan. Jika gejala sebelumnya muncul kembali dalam satu minggu, kucing kamu secara definitif terdiagnosis Food Allergy. Alergi tidak dapat disembuhkan, namun dapat dihindari pemicunya dengan cara manajerial pakan khusus bagi si Kecil. Sekali kucing terdiagnosis alergi pakan, dokter akan memberikan rekomendasi diet khusus seperti Hypoallergic atau Anallergic Food untuk waktu yang lama. Dengan kerjasama Pawrents dan Dokter Hewan yang kooperatif, dan kontrol diet secara baik, prognosis dan tingkat kepulihan hewan dengan alergi pakan secara tipikal bagus. *www.vcahospitals.com Author: Drh Gusnanda Maori Editor: Drh Mahardhiko Widodo

  • 7 Masalah Kulit Pada Anjing

    Penyebab Umum Masalah Kulit Anjing Drh Jenny Vony Modified, 20 Dec 2021 Siapa nih Pawrents yang anjingnya sedang melakukan perawatan profesional untuk mengatasi masalah kulitnya? Pasalnya, ketika penyakit kulit tidak segera diobati, atau diobati secara tidak tepat, kondisinya seringkali menjadi komplikasi atau rumit :( Nah, setelah mengetahui tanda-tandanya, sekarang saatnya mengetahui si penyebab sakit kulit yuk. Kenali penyebab umum masalah kulit si Kecil sedini mungkin ya Pawrents! Ketombe seperti manusia, anjing juga dapat mengalami tanda serupa ya. Umumnya akibat dari perubahan lingkungan kulit seperti pH kulit, dapat berdampak terhadap seluruh permukaan kulit loh Pawrents. Hal ini membuat kulit menjadi lebih kering dan gatal. Namun, ketombe dapat dengan mudah diobati dengan treatment grooming khusus secara berkala. Kutu pada anjing menyumbang sejumlah masalah loh pawrents. Jika pawrents memiliki 1 dari 5 ekor anjing yang mengalami kutuan, umumnya dalam hitungan hari seluruh kawanan akan mengalami kutuan. Ketika kutu menghinggapi hewan, ia akan menggigitnya dan menghisap darah untuk nutrisi dan perkembangbiakannya. Air liur yang dihasilkan kutu juga bisa masuk kedalam tubuh anjing dan memicu reaksi alergi. Hal ini yang menyebabkan gatal-gatal hebat pada anjing. Kutu memiliki siklus perkembangbiakan dimana ia dapat menghasilkan ribuan telur dalam waktu 28 hari. Kutu dapat bertahan dilingkungan rumah seperti di karpet atau tepat tidur anjing. Jadi, sebelum beranjak untuk menuntaskan kutu pada si Kecil, jangan lupa untuk membersihkan karpet dan benda-benda lain yang mungkin dihinggapi kutu. Dalam kondisi kutuan yang parah, dokter akan menilai kualitas lingkungan dan merancang pengobatan kutu berkala dalam satu kuartal tahun pertama (tiga bulan), serta medicated shampoo yang dikhususkan baginya. Kudis pada anjing disebabkan oleh salah satu jenis kutu yang dapat menyebabkan masalah kulit cukup parah. Ada dua jenis yaitu demodektik dan sarkoptik. Demodektik disebabkan oleh agen Demodex canis yang secara alami ada pada folikel rambut si kecil. Namun, ketika anjing dalam kondisi sakit, tidak terurus, berumur tua atau memiliki sistem kekebalan yang lemah, maka kutu ini semakin merajalela. Berbeda dengan sarkoptik yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, kutu ini ditularkan dari hewan penular yang mengalami scabiosis, dan awalnya tertular pada bagian tubuh yang memiliki iritasi, luka terbuka akibat lecet atau garukan, yang menimbulkan sensasi gatal luar biasa di area telinga, hidung, wajah, dan area kaki. Umumnya menyebarkan ke area tubuh lain melalui garukan yang dilakukan anjing tersebut. Hati-hati terhadap kutu yang satu ini ya, karena bisa menular ke manusia dan bersifat zoonosis. Kurap atau jamuran merupakan penyebab umum yang menyumbang serangkaian masalah kulit anjing. Infeksi jamur ditandai dengan pola kebotakan yang khas melingkar dan berkerak di sekitar kepala, telinga, kaki, punggung, perut, dan umumnya tidak terdeksi oleh pemilik. Sehingga seringkali penyakit kurap berkembang dengan komplikasi infeksi sekunder seperti bakterial, menyebabkan kondisi penyakit pyoderma dermatitis. Alergi juga dapat mengembangkan serangkaian gejala masalah kulit seperti gatal, ruam merah, kebotakan, yang umumnya terjadi secara tiba-tiba ketika anjing terpapar oleh alergen. Hal utama yang perlu dilakukan adalah menilai alergen apa yang membuat alergi, seperti contoh, rumput, debu kotoran, serbuk sari, makanan atau kutu pinjal. Jadi kamu juga harus jeli ya Pawrents terhadap lingkungan si Kecil dan makanan atau shampoo yang digunakan. Folikulitis atau radang folikel rambut yang juga diakibatkan dari berbagai penyebab diatas, berupa benjolan, luka, atau koreng kulit. Impetigo adalah infeksi kulit akibat bakteri dan menyerang anjing dengan sanitasi lingkungan atau higienitas yang buruk. Umumnya bagian kulit terdampak diawali dengan benjolan kecil yang memerah, dan saat digaruk membuat luka terbuka yang mengakibatkan rasa nyeri, dan mungkin bernanah. Abses juga kondisi benjolan besar yang mengandung nanah didalamnya, akibat bakteri anaerob yang berkembang pada luka yang menutup. Umumnya abses muncul pada hari ketiga luka, dan pecah pada hari ke 5 hingga 7. Dokter akan memberikan serangkaian pengobatan yang meliputi antibiotik. Mulailah untuk mengetahui berbagai gejala pada si Kecil, dan jangan lupa untuk curhat dengan dokter kesayanganmu ya Pawrents! Oh ya, pengobatan kulit termasuk kategori yang memerlukan kesabaran dan waktu yang cukup lama lho! Author: Drh Jenny Vony Editor: Drh Mahardhiko Widodo

Tampilkan Semua

Vet Brief (37)

  • Top 6 Penyakit Liver pada Kucing

    21 Apr 2021 Top 6 Penyakit Liver Kucing Drh Sherly Noviaria Hati (liver) merupakan organ terbesar regio abdomen mamalia, dan organ aksesoris terbesar sistem saluran pencernaan. Liver berperan dalam menjaga kesehatan dan berperan penting mengatur metabolisme tubuh si Kecil. Apa saja 6 penyakit liver kucing? ​ Penyakit liver terjadi karena adanya gangguan penurunan fungsi organ liver secara bertahap. Penyakit liver yang sering dijumpai pada kucing antara lain hepatitis (peradangan pada hati), hepatomegali (pembesaran organ hati), sirosis (kerusakan hati end-stage), hepatic lipidosis , kolangiohepatitis , portosystemic shunt , dan tumor hati primer. ​ Hepatitis dibedakan menjadi dua yaitu akut dan kronis. Hepatitis akut disebabkan oleh iskemia yang berkepanjangan, paparan toksin, dan gangguan metabolisme. Hepatitis kronis sering muncul dengan peningkatan enzim liver, berkala, dan manifestasi klinis. Berbagai macam penyebabnya antara lain keracunan tembaga (copper storage disease ), obat-obatan yang dapat merusak hati (hepatotoksik ), infeksi bakteri dan parasit darah. Adapun beberapa kasus memiliki penyebab yang tidak diketahui (idiopathic chronic hepatitis ). Peradangan hebat pada organ liver dalam waktu yang lama cenderung berkembang menjadi jaringan parut (fibrosis ) dan pada akhirnya organ liver mengalami kerusakan parah (sirosis ). Hepatomegali secara medis merupakan pembesaran organ hati melebihi ukuran normalnya, dan dapat disebabkan oleh adanya peradangan, kelainan pada penyumbatan aliran vena hepatica dan vena porta , maupun obstruksi saluran empedu. Obstruksi saluran empedu secara kronis dapat memperburuk fungsi liver. Hepatic lipidosis terjadi akibat gangguan metabolisme lemak, sehingga menimbulkan penumpukan lemak pada sel hati. Hepatic lipidosis sering terlihat pada kucing obesitas yang tiba-tiba berhenti makan. Perubahan nafsu makan secara mendadak menyebabkan cadangan lemak tubuh terakumulasi, kemudian mengalami gangguan fungsi organ, pembengkakan dan kerusakan yang meluas pada liver. Kemampuan kucing mencerna pekan berlemak sangat tinggi. Namun, kemampuan liver memetabolisme cadangan lemak tubuh sangat terbatas. 90 persen , penyakit lipidosis adalah konsekuensi sekunder dari penyakit utama seperti obesitas, diabetes, kanker, hipotiroidismus, pankreatitis dan penyakit ginjal . Kolangiohepatitis yaitu peradangan pada saluran empedu dan liver. Kolangiohepatitis lebih sering terjadi pada kucing yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang naik dari saluran pencernaan secara ascendens. Perjalanan penyakit ini tidak memandang segala usia, berjalan secara kronis dan progresif. Gejala yang muncul terjadi saat sudah parah dengan perut yang berisi tumpukan cairan (ascites), jaundice dan kondisi yang lemah. ​ Tumor hati primer jarang terjadi pada kucing. Sifatnya dibedakan jinak atau ganas, sehingga sangat diperlukan pengambilan sampel biopsi jaringan tumor. Gejala yang muncul dapat berupa gejala umum pada gangguan fungsi liver. ​ Portosystemic shunt merupakan kondisi pembuluh darah abnormal yang seharusnya tidak ada ketika lahir, persistent dan berkembang. Kondisi ini memungkinkan aliran darah dari usus secara parsial tidak masuk ke liver, karena adanya pembuluh darah abnormal (shunt ), sehingga racun dapat mencapai langsung ke otak tanpa dimetabolisme dulu oleh liver. Kondisi tersebut menyebabkan perilaku abnormal. ​ Gejala Klinis ​ Gejala klinis dari penyakit liver seringkali tidak jelas dan tidak spesifik, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Umumnya gejala yang tampak yaitu berat badan yang menurun , lemas , muntah , demam , ascites , jaundice yang tampak di gusi, lidah, kulit, dan mata Diagnosis ​ Penyakit liver dideteksi dengan pemeriksaan lanjut oleh dokter hewan antara lain pemeriksaan fisik, pemeriksaan hematologi, kimia darah, USG, Radiologi X-Ray, dan/atau biopsi jaringan . Dari hasil yang diperoleh dapat membantu menilai tingkat keparahan, fungsi organ liver, maupun penyebab potensial penyakit liver. Pengobatan ​ Pengobatan penyakit liver sangat tergantung pada penyebabnya, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dahulu oleh dokter hewan. Perawatan khusus dan suportif dapat membantu dalam banyak kasus termasuk cairan infus pada kucing yang dehidrasi, dukungan nutrisi yang cukup, dan medikasi yang dapat membantu mendukung fungsi organ liver. Dalam kasus anorexia , pemerian nutrisi melalui stomach tube sangat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil, dan diperlukan selama satu bulan atau lebih. ​ Konsultasikan dengan dokter hewan kesayanganmu, agar rencana kesehatan si Kecil dapat terjamin. ​ ​ Editor: Drh Miko Widodo . ​ Sumber Pustaka: Molly AW, Allison AS. 2015. Acute liver failure in dogs and cats. J Vet Emergency and Critical Care . 25(4): 455–473. Vincent T. 2016. Acute Liver Injury and Failure. Vet Clin Small Anim . 2016: 1-14.

  • Peluang Staff

    MAXIM OUR FIRM Start Your Career Now! Lulusan fresh graduate ? Cari tahu informasi karir disini Peluang Staff Mohon maaf, untuk saat ini lowongan Staff dan Administrasi sedang tidak ada. Namun Anda tetap dapat mengajukan lamaran melalui email Hello@maximpetcare.com , dengan menyertakan dokumen subjek "Lamaran Maxim Pet Care" Anda juga dapat melakukan pengisian form "We're Hiring" dibawah ini. Syarat dokumen yang perlu dilampirkan dapat diketahui dibawah ini. Cek peluang kerja disini: Peluang Kerja Lulusan fresh graduate ? Cek Karir atau We're Hiring Posisi Kirim Silahkan Cek Email Anda! Syarat Dokumen

  • Vet Talks Collection

    21 JUNE 2020 Feline Panleukopenia Virus Drh Intan Maria Paramita Drh Setyo Widodo Sudah tahu tentang 'Panleukopenia Virus' kucing? Virus ini sangat erat dengan sebutan 'Virus Panle' yang menyebabkan muntaber pada kucing, baik kitten maupun dewasa. Apa itu Panleukopenia Virus? ​ Feline Panleukopenia Virus (FPV) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Feline Parvovirus. Virus ini menyerang sel yang sedang aktif membelah diri seperti pada sumsum tulang, yang merupakan bagian sistem hematopoetik tubuh, usus halus yang merupakan sistem pencernaan, dan fetus (janin). Virus ini memiliki kesamaan nama virus dengan Parvo Anjing, namun penyebabnya sangatlah berbeda. Respon Tubuh ​ Respon tubuh kucing terhadap virus ini menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. Sebab-akibat yang ditimbulkan dari infeksi ini adalah ketahanan tubuh menurun akibat kekebalan yang tidak memadai. ​ Patogenesis Virus menyebar bersamaan dengan feses (tinja) dari kucing yang terinfeksi. Feses kemudian terendus oleh kucing lain yang sehat, dan termakan ketika aktifitas grooming atau membersihkan hidung. Virus ini dapat bertahan dilingkungan hingga 1 tahun, seperti di alas tidur, kandang, dan wadah makanan. Kebiasaan pets owner untuk memegang dan mengelus ketika menemukan kucing di jalanan, secara tidak sadar membawa penyakit dari luar, dan berpeluang menularkan kucing dirumahnya. Kehadiran kucing pendatang, terutama ketika musim kawin, juga berpeluang menularkan penyakit ke kucing milik pets owner . K etika virus mulai merusak sistem kekebalan tubuh, virus juga mulai merusak mukosa usus, sehingga mempengaruhi motilitas usus. Tingginya motilitas disertai rusaknya mukosa tersebut menghasilnya runtuhan sel-sel dan pendarahan. Hal ini ditandai dengan diare yang berbau khas anyir. ​ Gejala Klinis ​ Gejala yang muncul sangat beragam, mulai dari yang paling umum yaitu kehilangan nafsu makan, menjadi lebih pendiam, dan murung. Kelanjutannya dapat menjadi demam, muntah yang intermittent (kadang-kadang), muntah setelah makan, atau kombinasinya, dan diare yang berbau khas anyir. ​ Kucing piawai menyembunyikan rasa sakitnya, dan ketika kucing mulai menunjukkan rasa sakit biasanya sudah parah. Kucing yang sakit akan menjadi murung, duduk meringkuk di depan air tetapi tidak banyak minum. Dehidrasi sangat mungkin terjadi pada kucing dengan gejala muntah dan diare. Jika menemukan kucing dalam keadaan seperti ini, segeralah bawa ke dokter hewan kesayanganmu. ​ Diagnosis ​ Kucing yang sangat rentan tertular adalah kucing yang belum tervaksinasi. Dokter hewan akan menanyakan apakah ada gejala seperti muntah dan diare, status vaksin kucing, dan mempertimbangan kecenderungan lingkungan yang berpotensi sebagai penyebab penularan. Jika dirumah ditemukan gejala-gejala pada kucing seperti diatas, konsultasikanlah segera dengan dokter hewan praktek. Dokter hewan akan melakukan rapid test (tes cepat). Jika hasil tes tersebut positif, percayakan perawatan kucing tersebut kepada dokter untuk penanganan seslanjutnya. Pencegahan Penyakit ​ Pencegahan terbaik adalah dengan memberikan vaksinasi sejak dini kepada kitten , dengan umur setidaknya 3 bulan, dan bobot badan minimal 1 kg. ​ Cucilah tangan dan pakaian Anda setelah berinteraksi dengan kucing di jalan. Hindari menyentuh kucing di rumah bila belum melakukan cuci tangan dan mengganti pakaian. Gunakan sarung tangan ketika membersihkan tempat kotoran kucing, atau kotak pasir. ​ Semua umur kucing dapat tertular dan terinfeksi, tergantung dari kekebalan tubuh individual kucing. Anak kucing lebih rentan dari pada kucing dewasa, kucing yang belum tervaksinasi, dan kucing dengan kekebalan yang sedang rendah (sakit) sangatlah rentan. ​ Konsultasikan dengan dokter hewan kesayanganmu, agar rencana kesehatan si Kecil dapat terjamin. Editor: Drh Miko Widodo

Tampilkan Semua
bottom of page